JAKARTA – Mengganti oli mesin secara berkala merupakan salah hal mendasar dalam perawatan mobil. Penggantian oli mesin biasanya berpatokan pada kilometer, yaitu setiap 5.000, 7.500 dan 10.000 km.
Jika melebihi angka tersebut, mesin bisa mengalami keausan karena kualitas oli menurun. Keausan ini terjadi karena kotoran sisa pembakaran yang dikenal dengan gram akan mengendap ke dalam oli. Oli yang tadinya kental kelamaan menjadi lebih cair dan kotor sehingga tidak bisa melumasi komponen mesin secara optimal.
Selain itu, jika mobil jarang digunakan bukan berarti oli juga bisa bertahan lama. Kualitas oli mesin pada mobil yang tidak digunakan sampai tiga bulan lebih juga akan menurun. Oli yang tadinya bening akan berubah menjadi kehitaman.
Melansir laman resmi Suzuki Indonesia, berikut ini 5 dampak terburuk jika telat ganti oli mesin mobil:
Mesin tidak bertenaga
Penurunan kualitas oli akan membuat mesin semakin tidak bertenaga. Performa kendaraan yang tadinya lebih ringan untuk berakselerasi kini berubah menjadi semakin berat.
Lebih parah lagi adalah ketika muncul suara dari bagian mesin yang cukup mengganggu. Artinya gesekan yang terjadi antar komponen mesin tidak terlumasi dengan baik.
Hal tersebut terjadi karena oli sudah kotor dan bisa menimbulkan sumbatan pada nosel serat saluran oli. Efek ini biasanya akan muncul satu sampai dua bulan setelah Anda terlambat mengganti oli. Jika tetap abai, hati-hati bisa membuat turun mesin.
Boros bahan bakar
Fungsi dari oli tidak hanya untuk melumasi tetapi juga menyerap panas. Oli yang kotor akan membuat tarikan mesin berat yang dampaknya cukup besar pada pembakaran.
Mesin bekerja lebih keras dan bahan bakar yang dibutuhkan lebih banyak. Alhasil Anda pun harus bersiap-siap mobil akan lebih boros bahan bakar. Mobil yang boros bbm ini bisa menjadi tanda efek telat ganti oli mobil.
Muncul kerak pada mesin
Gesekan yang terjadi antar komponen mesin akan menimbulkan kotoran berupa kerak. Kotoran inilah yang akan bercampur bersamaan dengan oli yang membuat oli mesin berubah menjadi hitam.
Kotoran yang menumpuk ini dapat menjadi kerak pada permukaan mesin ketika Anda tidak mengganti oli. Kerak yang muncul akan sulit dibersihkan dan berpotensi merusak mesin dalam waktu lama.
Efek telat ganti oli mobil berupa kerak ini tidak bisa dianggap sepele. Saat ini Anda mungkin tidak merasakannya namun beberapa tahun kemudian Anda harus bersiap mengganti komponen mesin yang rusak karena kerak tersebut.
Mesin gampang overheat
Mesin mengalami overheating tidak melulu disebabkan oleh kerusakan sistem pendingin seperti bocornya selang radiator. Oli yang sudah kotor tidak bisa secara optimal menyerap panas dari gesekan antar mesin. Efek telat ganti oli mobil menjadi overheating ini pun bisa membuat mesin mudah mati kapan saja.
Misalnya saja ketika Anda berkendara di jalanan macet yang memicu panas dalam waktu cepat. Anda akan kerepotan ketika nantinya mesin tiba-tiba mati karena overheating.
Lebih berbahaya lagi jika sampai keluar asap putih dari kap mesin yang menjadi indikasi bagian mesin ada yang terbakar karena terlalu panas.
Turun mesin
Kerusakan paling parah telat ganti oli bisa mengakibatkan turun mesin. Dimulai dari kerak yang membuat kompresi lemah. Performa mesin otomatis akan menurun padahal Anda terus memaksa kendaraan untuk jalan jauh.
Gesekan mesin dengan kerak yang sudah tebal akan membuat turun mesin. Teknisi harus membersihkan kerak tersebut dengan turun mesin dan membutuhkan waktu cukup lama dan tentunya memakan biaya yang lumayan besar. [po/rst]