TOGYAKARTA – Sebuah kerjasama penting dicetuskan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mendukung pendidikan guna menciptakan daya saing nasional.

Kamis (19/9) kerjasama ini ditabahkan dalam penandatanganan Memorandum of Understanding(MoU) Kemitraan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat di Gedung Rektorat UGM Yogyakarta. MoU ditandatangani oleh Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU. dan Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono.

Kesepakatan ini disaksikan oleh Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Kementerian Perindustrian RI Endang Suwartini serta Kepala Subdirektorat Pengembangan Teknologi Industri Bahan Baku dan Mineral Maju Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Dr. Juhartono, B.Eng., M.Eng.  

Warih Andang Tjahjono mengatakan, industri Indonesia dituntut untuk terus meningkatkan daya saing agar bisa memberikan kontribusi yang lebih kepada bangsa Indonesia.

“Kami yakin bahwa salah satu kunci utama untuk mencapainya adalah dengan kemitraan yang erat dengan akademisi. Semoga beragam riset yang yang kami jalankan dengan UGM dapat mengawali hubungan yang lebih erat lagi dengan dunia pendidikan,” ujarnya.

Sebagai bagian dari upaya mengembangkan riset industri dan link & matchantara industri dengan akademisi, kemitraan riset antara TMMIN dan UGM mencakup topik-topik yang menjadi perhatian industri seperti energi baru dan terbarukan, lingkungan hidup, produktivitas dan efisiensi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Dalam bidang energi baru dan terbarukan, peneliti dari UGM akan mengkaji teknologi pembuatan biodiesel dari kelapa sawit yang menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan harga terjangkau.

Dalam bidang lingkungan hidup, peneliti UGM akan mengkaji penggunaan tanaman kenaf yang memiliki nilai ekonomis untuk konservasi lahan gambut, serat kenaf ini juga merupakan serat organik yang memiliki beragam kegunaan.

Dalam bidang produktivitas dan efisiensi, peneliti UGM akan mengkaji upaya pembetukan ekosistem yang dapat mendukung inkubasi dan pertumbuhan Industri Menengah dan Kecil (IKM) dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Peneliti UGM juga akan mengembangkan kompetensi SDM berbasis industri dengan membangun robot industri berbasis kecerdasan buatan.

“Kedepannya persaingan akan terjadi bukan lagi antar perusahaan atau industri melainkan antar ekosistem. Oleh karena itulah ekosistem industri yang kompetitif harus terus menerus dibangun dengan meningkatkan kerjasama triple helixantara industri, akademisi, dan pemerintah,” pungkas Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam.

Riset-riset ini akan berlangsung selama 6 bulan dan hasilnya selain menjadi kajian ilmiah juga akan didesiminasi ke industri-industri terkait sejalan dengan semangat link and match.

Sebelumnya TMMIN telah bermitra dengan universitas-universitas lain di Indonesia untuk riset di beragam isu seperti elektrifikasi dan lean manufacturing. [PO/Haz]