Mastom Custom

BALI – Pameran otomotif bertajuk Riding With The Wind Vol.2 yang digelar oleh Deus Ex Machina, kali ini menyapa pulau Bali tepatnya di Desa Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung.

Pameran yang telah berlangsung sejak 21 Februari – 22 Maret 2020 yang dibuka dari pukul 09.00-22.00, mengangkat tema Motorcycle Diary by Mostom Custom.

Mastom Custom

Pada pameran ini Tommy Dwi Djatmiko atau yang lebih dikenal dengan Mastom menampilkan beberapa karya miliknya berupa 8 lukisan, 9 karya seni cetak, dan juga 1 karya instalasi.

“Pameran Riding With The Wind Vol.2 ini merupakan eksebisi pameran yang diselenggarakan sebagai bentuk kecintaan saya terhadap dunia fauna Indonesia.” jelas Mastom.

Ia menambahkan pada saat pembukaan pameran ini beberapa hasil karyanya ada yang sudah langsung laku terjual oleh pengunjung yang datang.

Mastom Custom

Di area pameran, Mastom juga menghadirkan sebuah karya seni instalasi yang diwujudkan dalam sebuah motor custom dengan basis Kawasaki GTO tahun 1981 yang diberi nama “Motor Jalak Bali” atau dengan istilah “L/R”.

Baca juga :  MG Torehkan Capaian Positif Selama GIIAS 2021

Karya instalasi tersebut adalah perwujudan esensi dari bentuk dan warna dari burung Jalak Bali yang berwarna Biru Metalik dan Putih.

Pada tangki bagian kiri motor tertera tulisan “Leucopsar” dan bagian kanan tertera “Rothschildi” yang jika digabungkan menjadi nama latin dari burung Jalak Bali yang ia kagumi sejak masih duduk di Sekolah Dasar.

Mastom Custom

Pada plat nomor balap bagian depan juga tertulis huruf “L/R” yang bermakna ganda. “Leucopsar Rothschildi” bisa juga “Left Right” atau Yin Yang dan Keseimbangan dengan Alam.

Tidak hanya itu, Mastom juga secara serius mempelajari suara yang dihasilkan oleh burung Jalak Bali dan mengulik suara knalpot dengan memanfaatkan saringan mobil VW sehingga suara yang dihasilkan seperti cuitan dari Burung Jalak Bali.

Mastom Custom

Khusus untuk karya Instalasi ini akan dilelang secara online melalui akun Instagram pribadi miliknya @mastomcustom dan hasilnya akan disumbangkan ke Begawan Foundation yang menangani konservasi burung Jalak Bali.

Baca juga :  Helm NHK Makin Eksis di MotoGP, Moto2 & Moto3

Lelang online ini nantinya akan ditutup pada tanggal 22 Maret 2020 dan sampai saat ini angka penawaran tertinggi sudah mencapai angka Rp 40.000.000,-.

Antusiasme pengunjung yang datang ke lokasi juga luar biasa, selain penikmat seni, pelaku seni dan penggemar motor custom secara antusias mengapresiasi karya-karya yang dihadirkan dan menghiasi Deus Gallery.

Mastom Custom

“Eksebisi seni ini sangat menarik secara konsep sehingga kami dengan tangan terbuka menerima ide yang diajukan oleh Mastom. Selain menunjukkan karya seni yang berhubungan dengan dunia custom kami juga senang dengan ide untuk pelestarian fauna yang dilakukan oleh Mastom.” Ujar Dylan Kaczmarek, Operational Manager Deus Ex Machina, Canggu.

Lokasi yang dipilih untuk melaksanakan pameran ini terjadi pada saat Ia dan kawan-kawannya menyambangi Deus Ex Machina di Canggu, Bali setelah melakukan touring dari Lombok.

Mastom Custom

Niatnya untuk mengadakan sebuah eksebisi seni pun disambut dengan baik oleh pihak Deus Ex Machina yang menerima konsep eksebisi miliknya. Mastom merasa Deus Ex Machina merupakan sebuah galeri yang paling cocok untuk tema Riding With The Wind Vol.2.

Baca juga :  Alasan Daihatsu Terus Konsisten Selenggarakan Dress Up Challenge

Sebelumnya Mastom sukses mengadakan Solo Exhibition pertamanya di Bandung yang merupakan kota kelahirannya. Riding With The Wind Vol.1 diadakan pada bulan Agustus hingga September 2019.

Untuk kolaborasi pada pameran Riding With The Wind Vol.1 Mastom bekerjasama dengan Unionwell untuk merchandise sementara di Riding With The Wind Vol.2 Mastom bekerjasama dengan Ulang Alik untuk merchandise dan kegiatan workshop.

Mastom Custom

Rencananya setelah menyelesaikan Riding With The Wind Vol 2, Mastom akan menyiapkan Riding With The Wind Vol.3 dan juga berencana untuk menggelar sebuah pameran di Jepang pada akhir tahun nanti.

“Selama saya hidup di dunia motor dan diberi kesehatan yang baik, saya percaya tak akan kehabisan ide dalam proses kreasi kekaryaan saya, karena segudang cerita bisa saya tuangkan dalam karya seni.” tutup Mastom. [Po/Byn]