BENGKULU – Hari kedua event Kejuaraan Nasional (Kejurnas) IOF NC 2019 seri 1, Minggu (14/7) merupakan kesempatan terakhir bagi peserta untuk dapat menyelesaikan total 6 SCS yang harus dilewati.
Tentu tantangan ini semakin menyulitkan bagi para peserta Kejurnas IOF menginggat waktu yang disediakan pun berbeda dibandingkan dengan putaran hari pertama.
Bila pada hari pertama lomba, SCS dibuka mulai pukul 09.00 wib dan berakhir pukul 17.00 wib. pada hari kedua Minggu, lomba dimulai sejak pukul 08.00 wib dan ditutup lebih awal pukul 15.00 wib.
“Dimajukanya jadwal penutupan dimaksudkan agar pihak peyelengara dapat melakukan penyerahaan hadiah yang dilaksanakan pada pukul 17.00 wib.” ujar Asnan Andie Setiawan, selaku pimpinan lomba Kejurnas IOF NC 2019 Seri 1.
Melihat kondisi waktu yang terbatas membuat para peserta harus berusaha secara maksimal melakukan strategi dan manajemen waktu, terlebih para peserta rata – rata masih menyisakan trek yang sama yaitu SCS 6.
Dimana trek SCS 6 ini menuntut peserta banyak melakukan winching yang menguras energi co-driver dan membutuhkan waktu cukup lama untuk menyelesaikannya lintasan tersebut, membuat hari kedua para peserta melakukan pertarungan teknik winching di SCS 6.
Di kategori Pro pertarungan ketat terjadi antara Sumardji yang berpasangan dengan Wisnu Murti wakil dari Jawa timur (Jatim) dengan Dek Ray dan Dek Tung perwakil dari Bali, Joko Permana dan Sumali dari Kalteng, Said Dloreng dan Rudi dari Kaltim serta Alex dan Hamdani dari Sumbar.
Saat hari pertama Dek Ray dan Dek Tung mengalami gagal finish di SCS 3 membuat keduanya berusaha maksimal mengejar ketinggalan point.
“Sebenarnya saya tidak menyangka bisa jadi juara 1, karena ada 1 SCS yang tidak finish. Target di hari terakhir harus bisa fastest di 2 SCS yang tersisa. Agar bisa menutupi kekurangan point hari pertama.” ujar Dek Ray, offroader muda asal Bali yang selalu langganan juara ini.
Sedangkan Wisnu Murti yang sempat menggantikan AKBP Sumardji dan sempat leading point terpaksa harus mengakui keunggulan Dek Ray dan Dek Tung. “Mobil ada sedikit kendala di mesin jadi kurang optimal,” kata Sumardji yang kembali jadi driver utama. Inilah kompetisi offroad karena apa pun masih mungkin terjadi.
Untuk di kelas Rookie kejutan pun terjadi. Piere yang berpasangan dengan Atok mampu tampil menjadi juara. Offroader muda yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA ini, mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya. Mendapat pinjaman tubular bermesin Toyota 1JZ milik Nurcahyo dari Sukabumi, anak muda ini berhasil mengharumkan nama Bengkulu dan dapat naik podium pertama kategori Rookie.
Gubernur Bengkulu, Dr Rohidin Mersyah yang hadir menyaksikan kompetisi di hari kedua saat menyerahkan hadiah untuk para juara Kejurnas IOF NC 2019 Seri 1 menyatakan kegembiraannya.
“Alam Bengkulu yang indah namun punya tantangan memacu adrenalin. Belum juara kalau belum menaklukan trek Bengkulu. Untuk itu saya mengucapkan selamat untuk para pemenang. Yang belum berhasil jangan putus asa dan berusaha lagi,” kata Rohidin Mersyah yang juga merupakan ketua Pengda IOF Bengkulu.
Event offroad dua kali di Bengkulu ternyata mampu membangkitkan semangat offroader Bumi Rafflesia dan terbukti mampu melahirkan para offroader calon juara nasional. Seri kedua Kejurnas IOF NC 2019 akan digelar di Samarinda Kaltim bulan September mendatang.
Bagi para pecinta Offroad, masih cukup waktu untuk para offroader menyiapkan diri dan menikmati lagi kompetisi khas offroad IOF yang menguras skill offroad. Salam Offroad! [Po/Byu]