SOLO – Industri otomotif Tanah Air kini terus menunjukan kemandirianya. Hari ini, Jumat (6/9) bertempat di Boyolali, Presiden Jokowi meresmikan pabrik kendaraan bermotor roda empat. PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) yang memproduksi mobil Esemka.

Kehadiran pabrik mobil Esemka ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian industri otomotif dalam negeri dan menyerap banyak lapangan pekerjaan.

“Saat ini, PT SMK telah bekerjasama dengan lebih dari 30 industri penyedia komponen otomotif lokal dan sudah melakukan persiapan untuk produksi massal,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di sela mendampingi Presiden Joko Widodo pada peresmian pabrik PT SMK di Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/9).

Menperin memastikan, peresmian pabrik senantiasa memberikan efek domino bagi perekonomian, seperti membuka lapangan kerja baru.

“Pada tahap awal akan menyerap 300 tenaga kerja untuk satu shift. Kalau kapasitasnya nanti bertambah, tentu bertambah juga jumlah tenaga kerjanya. Ini untuk tenaga kerja lokal,” ungkapnya.

Airlangga memproyeksi industri otomotif di Indonesia ke depannya terus ekspansif seiring dengan adanya peningkatan investasi. Apalagi, bagi mereka yang menghasilkan produk di bawah Rp 200 juta, seperti PT SMK ini dinilai punya peluang bisnis yang prospektif.

“Dengan harga tersebut, menjadi sarana migrasi bagi para pemilik motor yang ingin memiliki mobil pertama kali. Apalagi, PT SMK ini kan menghasilkan jenis pikap, yang dapat menunjang produktivitas. Nah, seperti jenis komersial ini, dilihat juga yang penting itu kapasitas muatan isinya. Artinya, semakin bisa menampung banyak muatannya, potensi lakunya tinggi,” paparnya.

Pada tahun pertama PT SMK akan memproduksi sebanyak 3.500 unit pick up Bima Esemka dengan kapasitas produksi total sebesar 12.000 unit per tahun.

Menperin menyebut, industri otomotif nasional saat ini telah berkembang dengan baik dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional melalui peningkatan ekspor, investasi dan penyerapan tenaga kerja.

“Dari sisi produksi dan penjualan otomotif nasional, pada 2013 hingga 2018 telah mencapai rata-rata di atas 1,2 juta unit per tahun. Tentunya banyak industri komponen lokal yang turut tumbuh sejalan dengan peningkatan produksi tersebut,” sebutnya.

Airlangga pun menuturkan, sebagai produsen otomotif, PT SMK telah memiliki Tanda Pendaftaran Tipe (TPT) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian untuk enam jenis kendaraan roda empat.

“Empat di antaranya merupakan kendaraan komersial tipe pick up single cabin yang diberi nama Bima, Esemka, lalu satu tipe penumpang double cabin yang diberi nama Digdaya Esemka dan satu tipe lagi kendaraan penumpang minivan dengan nama Borneo Esemka,” tutur Menperin.

Sebagai principal otomotif nasional, saat ini PT SMK telah memiliki fasilitas produksi yang telah siap beroperasi, antara lain lini pengecatan body, lini perakitan mobil type monocoque, type chassis, gasoline engine, diesel engine, transmisi dan axle.

Selain itu, ada juga lini penyambungan transmisi motor diesel dan motor bensin, lini pengujian kendaraan statik atau elektronik, lini pengujian jalan, lini perbaikan kendaraan pascauji, area stock yard, show room dan fasilitas pendukung lainnya. [Po/Ajr]