JAKARTA – Tak lama lagi, kompetisi single-seater internasional khusus wanita bakal diluncurkan pada Mei 2019. Balapan dengan nama W Series ini menggunakan mobil single seater spesifikasi F3 buatan Tatuus.
Nantinya W Series terdiri dari enam ronde dengan balapan berdurasi 30 menit yang akan diselenggarakan di sejumlah kota-kota Eropa. Untuk rencana jangka panjangnya, W Series juga membidik balapan di kawasan Australia, Asia, dan Amerika.
Pembalap wanita yang tertarik untuk mengikuti W Series tidak diharuskan mendatangkan sponsor. Namun mereka harus mampu membuktikan keahlian lewat proses seleksi yang ketat. Ini dilakukan untuk memastikan setiap kompetitor adalah pembalap-pembalap wanita dengan bakat terbaik.
Juri dalam proses seleksi tersebut antara lain adalah Coulthard sendiri, mantan manajer tim F1 sekaligus direktur balap W Series, Dave Ryan, dan engineer kondang F1, Adrian Newey, yang juga bertugas sebagai konsultan untuk kompetisi ini.
“Kami di W Series sangat percaya bahwa pembalap wanita dan pria bisa bersaing di tempat yang sama, asalkan diberi kesempatan yang sama,” ujar Coulthard.
Coulthard membenarkan kesulitan utama pembalap wanita dalam kancah balapan bukanlah skill namun lebih kepada dana atau sponsor.
“Itulah alasan mengapa W Series didirikan sebagai wadah kompetitif bagi para pembalap kami untuk mengasah kemampuan mereka agar nantinya bisa bersaing dengan pembalap-pembalap pria di level yang lebih tinggi,” sambung Coulthard.
CEO W Series, Catherine Bond Muir, merasa tergerak karena minimnya pembalap wanita yang berkompetisi di ajang single-seater. “W Series diharapkan bisa meningkatkan jumlah itu secara signifikan di 2019,” imbuhnya.
Newey mengatakan W Series bisa menjadi batu loncatan untuk pembalap wanita bisa menembus F1. “Pembalap-pembalap wanita bisa meningkatkan performa dengan membalap satu sama lain. Mungkin saja ini bisa menjadi batu loncatan, dan mereka pada akhirnya bisa mengalahkan pembalap-pembalap pria,” bebernya.
“Itulah mengapa saya senang bisa terlibat di W Series, dan berkontribusi untuk menciptakan platform di mana pembalap-pembalap wanita bisa meningkatkan performa dengan membalap satu sama lain. Mungkin saja ini bisa menjadi batu loncatan, dan mereka pada akhirnya bisa mengalahkan pembalap-pembalap pria,” tutupnya. [PO/Rst]